Home - BPR - Bunga Tabungan dan Kredit: Perbedaan di Bank Umum vs BPR

Bunga Tabungan dan Kredit: Perbedaan di Bank Umum vs BPR

Perbedaan Bank Umum dan BPR

Last Updated on June 25, 2025

Bunga Tabungan dan Kredit: Perbedaan di Bank Umum vs BPR, Bank Arto Moro – Perbedaan bunga bank umum dan BPR menjadi salah satu hal penting yang perlu diketahui masyarakat sebelum memilih tempat untuk menabung atau mengajukan pinjaman. Banyak orang hanya melihat nama besar sebuah bank tanpa memahami bahwa setiap jenis bank memiliki kebijakan suku bunga yang berbeda-beda.

Bank Umum dan BPR (Bank Perekonomian Rakyat) sama-sama melayani produk tabungan dan kredit, tetapi dengan karakteristik bunga yang cukup kontras. Hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil simpanan yang didapat atau jumlah cicilan yang harus dibayar setiap bulan.

Apa Itu Suku Bunga Tabungan dan Kredit?

Suku bunga merupakan komponen penting dalam dunia perbankan yang memengaruhi aktivitas menabung dan meminjam uang. Secara umum, suku bunga adalah persentase imbal hasil yang diberikan atau dibebankan oleh bank dalam jangka waktu tertentu.

Suku bunga tabungan adalah bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabah sebagai bentuk imbalan atas dana yang disimpan. Makin tinggi bunga tabungan, makin besar potensi keuntungan yang bisa diperoleh nasabah setiap bulannya, meskipun dalam nominal yang relatif kecil.

Sementara itu, suku bunga kredit adalah bunga yang dikenakan kepada peminjam atas pinjaman yang diberikan oleh bank. Ini menjadi bagian dari total cicilan yang harus dibayar oleh nasabah selain pokok pinjaman. Besarnya bunga kredit sangat menentukan jumlah kewajiban bulanan yang harus ditanggung peminjam.

Di Indonesia, arah dan kebijakan suku bunga sangat dipengaruhi oleh suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate).

Perbedaan Suku Bunga Tabungan: Bank Umum vs BPR

Perbedaan suku bunga tabungan dari “bank besar” dan BPR tidak hanya soal selisih angka, tapi mencerminkan strategi bisnis dan target nasabah berbeda.

Bank Umum

Berdasarkan data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), suku bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum adalah 4% per tahun (TBP). Namun, dalam praktik nyata, banyak bank umum menawarkan bunga tabungan harian yang jauh lebih rendah, biasanya 0,5 – 1,5% per tahun, karena profit margin mereka mengandalkan produk lain seperti giro, kredit korporasi, dan fee-based services.

BPR (Bank Perekonomian Rakyat)

BPR berada dalam batas TBP yang lebih tinggi, yaitu 6,5% per tahun.

Mengapa ada selisih signifikan?

Model bisnis berbeda:

Bank umum memiliki lini bisnis yang luas (giro, valas, korporasi), sedangkan BPR fokus pada simpan-pinjam nasabah ritel dan UMKM, memungkinkan mereka memberikan bunga simpanan lebih tinggi.

Biaya operasional dan syarat minimal berbeda:

Bank umum biasanya mengenakan syarat saldo mengendap dan biaya admin yang lebih tinggi, sedangkan BPR cenderung memfasilitasi masyarakat lokal dengan biaya lebih rendah.

Skema LPS memengaruhi plafon bunga:

Karena TBP BPR lebih tinggi (6,5%), nasabah di BPR dapat memperoleh bunga lebih besar tanpa membahayakan daya tarik jaminan simpanan hingga Rp2 miliar.

Jenis Bank Suku Bunga Simpanan (TBP LPS) Bunga Tabungan Praktis
Bank Umum 4% ± 0,5 – 2% per tahun
BPR 6,5% ± 2,5 – 4,5% per tahun

Perbedaan Suku Bunga Kredit: Bank Umum vs BPR

Setiap lembaga keuangan memiliki pendekatan berbeda dalam menetapkan suku bunga kredit, tergantung pada target pasar, biaya operasional, dan risiko yang mereka tanggung. Perbedaan ini sangat terlihat antara Bank Umum dan BPR (Bank Perekonomian Rakyat).

Bank Umum: Bunga Kredit Lebih Kompetitif, Tapi Syarat Ketat

Bank umum biasanya menawarkan suku bunga kredit lebih rendah, terutama untuk pinjaman besar, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor, atau Kredit Modal Kerja korporasi.

Rentang bunga: ± 7% – 12% per tahun

Target nasabah: korporasi, pegawai tetap, dan individu dengan riwayat kredit baik

Syarat umum: slip gaji, NPWP, rekening koran, dan terkadang agunan

Kelebihan: bunga relatif rendah jika nasabah memenuhi semua persyaratan

Kekurangan: proses cenderung panjang dan kompleks

BPR: Bunga Kredit Lebih Tinggi, Tapi Akses Lebih Mudah

BPR umumnya menetapkan suku bunga kredit lebih tinggi dibanding bank umum, karena mereka melayani nasabah yang lebih beragam—termasuk pelaku UMKM dan masyarakat lokal yang belum bankable secara sistemik.

Rentang bunga: ± 12% – 20% per tahun, tergantung kebijakan internal dan jenis agunan

Target nasabah: pelaku UMKM, petani, pedagang, hingga karyawan informal

Syarat umum: fotokopi KTP, bukti penghasilan, dan agunan sederhana seperti BPKB atau sertifikat rumah

Kelebihan: proses cepat, syarat ringan, cocok untuk kebutuhan darurat atau modal usaha

Kekurangan: bunga lebih tinggi, namun sebanding dengan kemudahan aksesnya

Aspek Bank Umum BPR
Bunga Kredit ± 7% – 12% per tahun ± 12% – 20% per tahun
Target Korporasi, ASN, Karyawan UMKM, wiraswasta, masyarakat lokal
Proses Pengajuan Rinci & kompleks Cepat & fleksibel
Syarat Agunan Umumnya wajib Bisa fleksibel (aset lokal)

Meski bunga kredit di BPR lebih tinggi, banyak masyarakat Indonesia memilihnya karena kemudahan, kecepatan, dan layanan yang lebih personal. BPR memahami kebutuhan lokal dan tidak sedikit yang bersedia memberikan solusi kredit secara langsung kepada pelaku usaha kecil tanpa proses rumit.

Mana yang Lebih Menguntungkan?

Menentukan mana yang lebih menguntungkan antara bank umum dan BPR tidak bisa disamaratakan. Semuanya tergantung pada kebutuhan keuangan, profil risiko, dan tujuan penggunaan dana oleh masing-masing nasabah. Berikut adalah pertimbangannya:

Jika Fokus pada Menabung:

  • BPR lebih menguntungkan, karena menawarkan suku bunga tabungan yang lebih tinggi dari bank umum.
  • Cocok untuk masyarakat yang ingin mengembangkan dana simpanan dengan hasil lebih maksimal, meskipun biasanya tidak dilengkapi fasilitas e-banking selengkap bank umum.

Jika Fokus pada Pinjaman:

  • Bank umum lebih unggul dalam hal suku bunga kredit yang lebih rendah, cocok untuk pinjaman dengan nilai besar dan tenor panjang seperti KPR atau kredit usaha skala menengah ke atas.
  • Namun, jika kamu butuh pinjaman cepat dengan proses mudah—terutama untuk modal usaha kecil atau kebutuhan mendesak—BPR bisa jadi pilihan realistis, meski bunganya lebih tinggi.
Tujuan Finansial Pilihan Lebih Ideal
Menabung jangka pendek BPR
Menabung + akses digital Bank Umum
Pinjaman cepat BPR
Pinjaman besar + tenor panjang Bank Umum
Fleksibilitas dan layanan personal BPR

Bagi masyarakat Indonesia, terutama pelaku UMKM atau individu yang tinggal di daerah dengan akses terbatas terhadap bank besar, BPR bisa jadi solusi keuangan yang lebih menguntungkan dalam konteks tabungan maupun kredit. Namun, untuk kebutuhan finansial skala besar, bank umum tetap menjadi opsi unggul berkat suku bunga kredit yang lebih ringan dan infrastruktur digital yang lebih maju.

Kesimpulan

Perbedaan bunga bank umum dan BPR tidak hanya sekadar angka, tapi mencerminkan pendekatan dan layanan yang berbeda sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia. Bank umum unggul dalam kemudahan digital dan suku bunga kredit yang kompetitif, sementara BPR menawarkan suku bunga tabungan yang lebih tinggi dan proses pinjaman yang lebih fleksibel.

Memilih antara keduanya harus disesuaikan dengan kebutuhan finansial, tujuan jangka pendek atau panjang, dan kenyamanan dalam bertransaksi. Bagi masyarakat yang mengutamakan kemudahan akses, layanan personal, dan hasil simpanan yang optimal, BPR adalah pilihan yang layak dipertimbangkan.

Ingin bunga tabungan yang lebih tinggi dan pinjaman dengan proses lebih mudah?

Kenali lebih jauh perbedaan bank umum dan BPR agar kamu bisa memilih lembaga keuangan yang paling sesuai kebutuhanmu.

Scroll to Top